Netty Harjantien E. Pratono, Muhammad Faizi Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang dapat disebabkan berbagai macam etiologi, disertai dengan adanya hiperglikemia kronis akibat gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja dari insulin, atau keduanya. Sedangkan Diabetes Mellitus tipe-1 lebih diakibatkan oleh karena berkurangnya sekresi insulin akibat kerusakan sel β-pankreas yang didasari proses autoimun. PATOFISIOLOGI Pada DM tipe-1 didapatkan penurunan sekresi insulin karena kerusakan sel beta pankreas akibat proses autoimun. Akibat dari penurunan produksi insulin, penggunaan glukosa sebagai sumber energi terganggu. Tubuh akan menggunakan lemak dan protein. Karena metabolisme yang tidak sempurna, terjadi ketosis dan ketoasidosis. GEJALA KLINIS - Polidipsi, poliuria, polifagia, berat badan turun - Hiperglikemia (≥ 200 mg/dl), ketonemia, glukosuria Anak dengan DM tipe-1 cepat sekali menjurus ke-dalam ketoasidosis diabetik yang disertai atau tanpa koma dengan prognosis yang kurang baik bila tidak diterapi dengan baik. Oleh karena itu, pada dugaan DM tipe-1, penderita harus segera dirawat inap. DIAGNOSIS - Anamnesis - Gejala klinis - Laboratorium : o Kadar glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan > 200 mg/dl. o Ketonemia, ketonuria. o Glukosuria. o Bila hasil meragukan atau asimtomatis, perlu dilakukan uji toleransi glukosa oral (oral glucosa tolerance test). o Kadar C-peptide. o Marker imunologis : ICA (Islet Cell auto-antibody), IAA (Insulin auto-antibody), Anti GAD (Glutamic decarboxylase auto-antibody). DIAGNOSIS BANDING - Produksi berlebihan glukokortikoid atau katekolamin pada : o Tumor hipotalamus atau hipofisis o Tumor atau hiperplasia adrenal o Feokromositoma Pada keadaan ini didapatkan uji toleransi glukosa yang abnormal dan glukosuria tanpa ketosis, yang disebabkan oleh peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis. - Renal glukosuria. Pada keadaan ini didapatkan glukosuria tanpa hiperglikemia maupun ketosis. PENATALAKSANAAN - Pada dugaan DM tipe-1 penderita harus segera rawat inap. - Insulin Dosis total insulin adalah 0,5 - 1 UI/kg BB/hari. Selama pemberian perlu dilakukan pemantauan glukosa darah atau reduksi air kemih. Gejala hipoglikemia dapat timbul karena kebutuhan insulin menurun selama fase ”honeymoon”. Pada keadaan ini, dosis insulin harus diturunkan bahkan sampai kurang dari 0,5 UI/kg BB/hari, tetapi sebaiknya tidak dihentikan sama sekali.
- Diet o Jumlah kebutuhan kalori untuk anak usia 1 tahun sampai dengan usia pubertas dapat juga ditentukan dengan rumus sebagai berikut : 1000 + (usia dalam tahun x 100) = ....... Kalori/hari o Komposisi sumber kalori per hari sebaiknya terdiri atas : 50-55% karbohidrat, 10-15% protein (semakin menurun dengan bertambahnya umur), dan 30-35% lemak. o Pembagian kalori per 24 jam diberikan 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan kecil sebagai berikut : § 20% berupa makan pagi. § 10% berupa makanan kecil. § 25% berupa makan siang. § 10% berupa makanan kecil. § 25% berupa makan malam. § 10% berupa makanan kecil. o Pengobatan penyakit penyerta seperti infeksi dan lain-lain. KOMPLIKASI Komplikasi jangka pendek (akut) yang sering terjadi : hipoglikemia dan ketoasidosis. Komplikasi jangka panjang biasanya terjadi setelah tahun ke-5, berupa : nefropati, neuropati, dan retinopati. Nefropati diabetik dijumpai pada 1 diantara 3 penderita DM tipe-1. Diagnosis dini dan pengobatan dini penting sekali untuk :
Adanya ’mikroalbuminuria’ merupakan parameter yang paling sensitif untuk identifikasi penderita resiko tinggi untuk nefropati diabetik. Mikroalbuminuria mendahului makroalbuminuria. Pada anak dengan DM tipe-1 selama > 5 tahun, dianjurkan skrining mikroalbuminuria 1x/tahun. Bila tes positif, maka dianjurkan lebih sering dilakukan pemeriksaan. Bila didapatkan hipertensi pada penderita DM tipe-1, biasanya disertai terjadinya nefropati diabetik. Tindakan : pengobatan hiperglikemia dan hipertensi (bila ada). PEMANTAUAN Ditujukan untuk mengurangi morbiditas akibat komplikasi akut maupun kronis, baik dilakukan selama perawatan di rumah sakit maupun secara mandiri di rumah, meliputi : - keadaan umum, tanda vital. - kemungkinan infeksi. - kadar gula darah (juga dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan glukometer) setiap sebelum makan utama dan menjelang tidur malam hari. - kadar HbA1C (setiap 3 bulan). - pemeriksaan keton urine (terutama bila kadar gula > 250 mg/dl). - mikroalbuminuria (setiap 1 tahun). - fungsi ginjal. - funduskopi untuk memantau terjadinya retinopati (biasanya terjadi setelah 3-5 tahun menderita DM tipe-1, atau setelah pubertas). - tumbuh kembang. DAFTAR PUSTAKA 1. APEG. Clinical Practice Guidelines : Type-1 Diabetes in Children and Adolescents. 2005. 2. Drash AL. Management of the Child with Diabetes Mellitus-Clinical Course, Therapeutic Stategies, and Monitoring Techniques. In : Lifshitz F, ed. Pediatric Endocrinology. New York: Marcel Dekker ; 1996 : 617-29. 3. International Society for Pediatric and Adolescent Diabetes. Consensus Guidelines 2000-ISPAD Consensus Guidelines for Management of Type 1 Diabetes Mellitus in Children and Adolescents. Zeist, Netherlands : ISPAD, 2000. 4. Netty EP, Faizi M. Diabetes Mellitus pada Anak dan Remaja. In : Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak No 32. Surabaya : Oktober 2002; 11-22. 5. Netty EP. Diabetes Mellitus Tipe I dan Penerapan Terapi Insulin Flexibel pada Anak dan Remaja. Diajukan pada Forum Komunikasi Ilmiah (FKI) Lab./SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR/RSUD Dr. Soetomo Surabaya. February 13, 2002. 6. UKK Endokrinologi. Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe-1 Di Indonesia. Jakarta : PP IDAI, 2000. | ||||||||||||||||
DIABETES MELLITUS TIPE-1
Posted by
widodosarono
Labels:
Penyakit Dalam