Hanembah Maring Gusti Allah

++++ Generasi Muda Untuk Bangsa ++++ Selamatkan Generasi Muda dari NARKOBA ++++

Lebaran Merupakan Akulturasi Budaya Jawa dan Islam

Lebaran Merupakan Akulturasi Budaya Jawa dan IslamTRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Lebaran merupakan terobosan akulturasi budaya Jawa dan Islam. Kearifan para ulama di Jawa mampu memadukan kedua budaya tersebut demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat.

Demmikian pendapat seorang budayawan, Dr Umar Khayam. Menurutnya,
tradisi Lebaran itu meluas ke seluruh wilayah Indonesia, dan melibatkan penduduk dari berbagai pemeluk agama.

Untuk mengetahui akulturasi kedua budaya tersebut, kita cermati dulu profil budaya Islam secara global.

Di negara-negara Islam di Timur Tengah dan Asia (selain Indonesia), sehabis umat Islam melaksanakan salat Idul Fitri tidak ada tradisi berjabatan tangan secara massal untuk saling memaafkan, yang ada hanyalah beberapa orang secara sporadis berjabatan tangan sebagai tanda keakraban.

Menurut tuntunan ajaran Islam, saling memaafkan itu tidak ditetapkan waktunya setelah umat Islam menyelesaikan ibadah puasa Ramadan. Namun, kapan saja setelah seseorang merasa berbuat salah kepada orang lain, maka dia harus segera minta maaf kepada orang tersebut.

Istilah lebaran begitu popular di telinga masyarakat Indonesia. Berdasarkan ilmu bahasa ternyata tidak ada keterangan dan rujukan yang baku. Sehingga istilah ‘lebaran’ diterima sebagai ungkapan khusus yang ada begitu saja serta hidup di dalam keseharian masyarakat luas.

Kamus Besar Bahasa Indonesia pun mengartikan kata ‘lebaran’ sebagai “hari raya ummat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawwal setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Hari raya ini disebut dengan Iedul Fitri , sedangkan ‘lebaran besar’ adalah istilah untuk menandai hari raya Iedul Adha atau disebut juga ‘lebaran haji’. Tidak ada penjelasan dari mana asal usul kata ini dan apa saja rujukannya dan masyarakat juga tidak terlalu mempedulikannya.

Sebagian kelompok misalnya orang Jawa beranggapan istilah “lebaran” berasal dari ungkapan bahasa Jawa ‘wis bar’ yang artinya sudah selesai, maksudnya sudah selesai menjalankan ibadah puasa.

Kata ‘bar’ sendiri adalah bentuk pendek dari kata ‘lebar’ yang artinya ‘selesai’. Bahasa Jawa memang suka memberikan akhiran ‘an’ untuk suatu kata kerja. Misalnya asal kata ‘bubar’ yang diberi akhiran ‘an’ menjadi ‘bubaran’ yang umumnya menjadi berkonotasi jamak

Jadi ungkapan ‘wis bar’ bentuk singkat ungkapan ‘wes bubar’ yang berlaku untuk masyarakat awam. Sedang ungkapan ‘sampun lebar’ digunakan oleh golongan masyarakat yang lebih tinggi tingkatan sosialnya.

Selanjutnya kata ‘lebar’ diserap ke dalam Bahasa Indonesia dengan akhiran ‘an’, sehingga menjadi istilah umum yang kita kenal sekarang yaitu ‘lebaran’. Artinya kurang lebih perayaan secara bersama dengan handai taulan setelah selesai menjalankan ibadah puasa.

Budaya sungkem

Dalam budaya Jawa, seseorang ‘sungkem’ kepada orang yang lebih tua merupakan suatu perbuatan yang terpuji. Sungkem bukannya simbol kerendahan derajat, melainkan justru menunjukkan perilaku utama.

Tujuan sungkem adalah sebagai lambang penghormatan, dan sebagai permohonan maaf.

Para ulama di Jawa tampaknya ingin benar mewujudkan tujuan puasa Ramadan. Selain untuk meningkatkan iman dan takwa, juga mengharapkan agar dosa-dosanya di waktu yang lampau diampuni oleh Allah SWT.

Seseorang yang merasa berdosa kepada Allah SWT bisa langsung mohon pengampunan kepada-Nya. Tetapi, apakah semua dosanya bisa terhapus jika seseorang masih bersalah kepada orang lain dan orang tersebut belum minta maaf?

Nah, di sinilah para ulama mempunyai ide, bahwa di hari Lebaran itu antara seorang dengan yang lain perlu saling memaafkan kesalahan masing-masing, yang kemudian dilaksanakan secara kolektif dalam bentuk halal bihalal.

Jadi, disebut hari Lebaran, karena puasa telah lebar atau selesai, dan dosa-dosanya telah lebur atau terhapus.

Dari uraian di muka dapat dimengerti, bahwa tradisi Lebaran berikut halal bihalal merupakan perpaduan antara unsur budaya Jawa dan budaya Islam.

 
Copyright Cangkrukan NengRat_an © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.| ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free