Mycobacterium africanum. Tuberkulosis paru kini bukan penyakit yang menakutkan
sampai penerita harus dikucilkan, tetapi penyakit kronik ini dapat menyebabkan
cacat fisik atau kematian. Penularan TB paru hanya terjadi dari penderita tuberkulosis
terbuka.
Penyebab
Mycobacterium tuberculosis.
GambaranKlinis
Pada awalnya penderita hanya merasakan tidak sehat atau batuk terus menerus
dan berdahak selama 3 minggu atau lebih
penyakit. Pada akhirnya dahak akan berwarna kemerahan karena mengandung
darah.
hari tanpa aktivitas.
batuk darah, sesak nafas.
(efusi pleura) di dalam rongga pleura. Sekitar sepertiga infeksi ditemukan
dalam bentuk efusi pleura.
dalam kelenjar getah bening yang berasal dari paru-paru. Jika sistem pertahanan
tubuh alami bisa mengendalikan infeksi, maka infeksi tidak akan berlanjut
dan bakteri menjadi dorman.
bronkial dan menyebabkan batuk atau bahkan mungkin menyebabkan penciutan
paru-paru. Kadang bakteri naik ke saluran getah bening dan membentuk
sekelompok kelenjar getah bening di leher. Infeksi pada kelenjar getah bening
ini bisa menembus kulit dan menghasilkan nanah.
Diagnosis TB Paru pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukannya kuman
TB (BTA) melalui pemeriksaan dahak mikroskopis.
dada. Penyakit ini tampak sebagai daerah putih yang bentuknya tidak teratur
dengan latar belakang hitam. Rontgen juga bisa menunjukkan efusi pleura
atau pembesaran jantung (perikarditis).
pemeriksaan dahak SPS diulang.
Tuberkulin. Hasil positif yaitu > 10 mm atau > 15 mm pada anak yang telah
mendapatkan BCG, ditambah dengan gambaran radiologi dada yang
menunjukkan infeksi spesifik, LED yang tinggi, limfadenitis leher dan
limfositisis relatif sudah dapat digunakan untuk membuat diagnosis kerja TB
paru.
Penatalaksanaan
Pencegahan :
Terdapat beberapa cara untuk mencegah tuberkulosis:
terdapat di dalam udara.
tuberkulosis, misalnya petugas kesehatan dengan hasil tes tuberkulin positif,
tetapi hasil rontgen tidak menunjukkan adanya penyakit. Isoniazid diminum
setiap hari selama 6 – 9 bulan.
oleh M. tuberculosis.
Pengobatan : “DOTS”
Pengobatan TB paru memerlukan panduan antituberkulosis untuk memperoleh
hasil terapi yang baik dan mencegah/memperkecil kemungkinan timbulnya
resistensi.
pirazinamid, streptomisin; dan etambutol, isoniazid, rifampisin dan pirazinamid
dapat digabungkan dalam 1 kapsul, sehingga mengurangi jumlah pil yang
harus ditelan oleh penderita.
mengurangi jumlah bakteri dengan segera. Setelah 2 bulan, dosisnya dikurangi
untuk menghindari efek samping yang berbahaya terhadap mata.
tetapi harus diberikan dalam bentuk suntikan. Jika diberikan dalam dosis tinggi
atau pemakaiannya berlanjut sampai lebih dari 3 bulan, streptomisin bisa
menyebabkan gangguan pendengaran dan keseimbangan.
sebagai berikut :
Cara pemberian :
pengobatan) berupa : streptomisin 0,75 mg, INH 400 mg, Vit. B6 10
mg dan pirazinamida 1 gram selama 8 minggu (48 kali pengobatan).
minggu (96 kali pengobatan) dengan streptomisin 0,75 mg, INH 700
mg, ditambah Vit. B6 10 mg.
Vit. B6 untuk jangka pengobatan 6 – 9 bulan.
Cara pemberian :
pengobatan) berupa: rifampisin 450 mg, etambutol 1 gram, INH 400
mg ditambah Vit. B6 10 mg.
minggu (44 kali pengobatan) berupa: rifampisin 600 mg, INH 700 mg
ditambah Vit. B6 10 mg.
menggunakan pil atau suntikan KB karena keampuhan pil dan suntikan
KB dapat berkurang sehingga dapat terjadi kehamilan.
merah pada air liur, air mata, dan air seni.
dan wanita yang sedang menyusui.
baik dengan orang tua pasien karena angka drop out cukup tinggi.
radiologi. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati, mengingat efek
rifampisin dan INH terhadap hati.
bulan dengan dosis yang lebih kecil. Pengobatan berselang dengan dosis besar
hanya dilakukan dengan pertimbangan bahwa ada ketidakpatuhan penderita,
atau kesulitan dalam supervisi terapi. Akan tetapi, dengan cara itu kemungkinan
toksisitas lebih besar, terutama terhadap hati masih perlu diteliti lebih lanjut.
Panduan terapi untuk dewasa:
etambutol 25 mg/kg BB, semua ini diberikan selama 2 bulan
Panduan untuk anak:
mg/kgBB/ hari selama 2 bulan pertama
4 bulan berikutnya.