indosiar.com, Jogyakarta - Puluhan kaum pinggiran di Yogyakarta, pekaan lalu mengelar karnaval di kampung Keparakan Kidul, Mergasan. Mereka menampilkan berbagai antraksi dan musik yang mencerminkan protes terhadap pemerintah. Mereka merasa kaum pinggiran selama ini dipinggirkan dan dikekang.
Kampung Keparakan Kidul, yang berada disebelah selatan kota Yogyakarta, akhir pekan lalu tampak ramai dengan hadirnya puluhan kaum jalanan. Tidak seperti biasanya para pengamen, pemulung, tukang parkir, abang becak, anak jalanan, pengemis bahkan kaum waria yang setiap hari mencari rezeki terlihat berbaur menjadi satu untuk memeriahkan dua tahun berdirinya Gabungan Kaum Jalanan Merdeka, satu wadah organisasi kelompok pinggiran di kota Yogyakarta. Suasana riang dan canda sesekali terlihat dari raut wajah mereka, tanpa memperdulikan darimana mereka berasal.
Koordinator acara Bembeng mengatakan, acara ini sengaja digelar selain sebagai ruang unjuk rasa dan unjuk kreasi juga sebagai bentuk perlawanan kaum jalanan yang sampai saat ini nasibnya jarang diperhatikan pemerintah.
Ia mencontohkan untuk mendapatkan sekedar kartu tanda penduduk atau KTP hingga saat ini terus dipersulit, akibatnya kaum jalanan sering digaruk aparat ketertiban. Belum lagi adanya peraturan-peraturan daerah yang membatasi ruang lingkup kaum jalanan mencari penghidupan.
Bembeng menambahkan keberadaan kaum jalanan agar statusnya diakui akan terus dilakukan baik lewat demonstrasi maupun advokasi dengan melibatkan kalangan aktivis dan LSM. (Sudariono/Gunadi/Alb)