Hanembah Maring Gusti Allah

++++ Generasi Muda Untuk Bangsa ++++ Selamatkan Generasi Muda dari NARKOBA ++++

Kisah Tamu Alloh : Perjuangan Menggapai Thawaf

muawanahMekah, seruu.com - Masjidil Haram pada saat puncak haji sangat padat. Jamaah haji Indonesia yang bertubuh lebih mungil pun harus berjuang keras untuk bisa thawaf mengelilingi Kabah. Salah satu jamaah asal Kediri, Jawa Tengah, Muawanah bahkan sampai terjepit dan kesulitan bernafas selama 30 menit.

"Saya kecepit hingga mepet tembok, alhamdulillah dekat undakan jadi saya bisa sibak baju ibu-ibu sehingga bisa dapat udara," cerita Muawanah saat ditemui di dekat pemondokannya di kawasan Bahudmah, Makkah, Kamis (11/11/2010).
Muawanah berkisah, Rabu (10/11/2010) kemarin, berangkat ke Masjidil Haram sendirian. Perempuan bertubuh kurus dan kecil ini pergi sendiri karena teman sekamarnya yang jumlahnya 5 orang sudah berusia lanjut sehingga lebih memilih istirahat di kamarnya. Sementara suami Muawanah, Hammam, juga sedang tidak sehat sehingga tidak bisa menemaninya ke Masjidil Haram.

Saat ibu berusia 48 tahun itu tiba di Masjidil Haram, masjid sudah penuh. Namun Muawanah tidak mau menyerah. Ia yakin ia pasti bisa masuk masjid dan melakukan thawaf. Ia pun menunggu agar jamaah berkurang dan akhirnya bisa masuk masjid.
"Tapi ternyata ini sesak terus sehingga saya akhirnya pilih duduk. Tapi kok malah kemudian banyak sekali orang-orang kulit hitam, besar-besar datang hingga saya kecepit," kata Muawanah dengan bahasa Indonesia yang medok.

Meski terjepit di antara tubuh-tubuh besar itu, dan kesulitan bernafas karena tidak ada ruang yang memungkinkan udara masuk, Muawanah tidak putus asa. Ia terus berdoa dan yakin Allah akan memberikan pertolongan. Berkali-kali ia membaca surat Al Ikhlas hingga akhirnya jamaah bertubuh besar yang mengepungnya itu mencair.
"Saya berdoa terus. Berkali-kali baca Al Ikhlas, tidak terhitung berapa kali baca surat Al Ikhlas, lama-lama kok longgar sendiri dan saya bisa lolos, alhamdulilah," kata Muawanah penuh haru.

Muawanah pun tampak gembira karena pagi tadi ia bisa melakukan hawaf. "Saya selalu yakin suatu saat, saya pasti bisa thawaf. Dan tadi pagi bisa saya akukan," kata Muawanah.

Meski pernah kejepit, Muawanah tetap bersyukur terlebih ia tidak pernah tersesat jalan. Tujuh hari di Mekkah, ia sudah mulai hafal jalan dari pemondokan ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Tidak lupa sebelum berangkat ke masjid, Muawanah berdoa dan pamitan dan minta doa pada teman-teman sekamarnya. 


 
Copyright Cangkrukan NengRat_an © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.| ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free