Obat baru yang sebelumnya menjanjikan pada percobaaan pada binatang ternyata tidak mampu melampaui keunggulan dalam mencegah second stroke pada pasien yang telah mendapat serangan stroke sebelumnya. Pada akhirnya, peneliti menghentikan studi lebih dini karena obat tersebut, terutroban, tidak menunjukkan keuntungan ekstra. ![]() Studi baru yang dilakukan Dr. Marie-Germaine Bousser dan koleganya dari Lariboisiere Hospital di Paris membandingkan obat dengan aspirin pada pasien iskemik, jenis stroke yang disebabkan oleh tersumbatnya arteri. Dari lebih 19.000 partisipan, sekitar setengahnya mengonsumsi terutroban, dan sisanya aspirin. Ketika ditelusuri 28 bulan kemudian, subjek yang mengonsumsi terutroban ternyata tidak lebih baik dibanding mereka yang mengonsumsi aspirin. "Dalam perspektif dunia, aspirin tetap menjadi obat antiplatelet standar emas untuk pencegahan stroke sekunder ditinjau dari sisi efikasi, toleransi, dan biaya," ujar peneliti yang dipublikasikan di Lancet edisi Mei.. "Dengan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan antara terutroban dan aspirin untuk pencegahan stroke, maka aspirin tetap menjadi terapi yang tersedia luas dan murah di seluruh dunia," ujar Dr. Richard B. Libman Kepala Divisi Vascular Neurology di Long Island Jewish Medical Center di New Hyde Park, New York. Namun dalam komentarnya, peneliti dari Chang Gung University College of Medicine dan University of California, San Diego mengatakan bahwa masih harus dipelajari apakah terutroban dapat menolong pasien yang telah mengalami stroke sekunder ketika tengah menggunakan aspirin. |
Seperti tercetak di Majalah Farmacia Edisi Juni 2011 , Halaman: 12 (30 hits) |
Aspirin Masih yang Terbaik untuk Cegah Stroke Sekunder
Posted by
widodosarono
Labels:
Syaraf