- Kelebihan kulit mukosa bisa diatur
- Resiko menyayat/memotong penis lebih kecil
- Mudah mengatur panjang pendek pemotongan mukopsa
- Tidak melukai glan dan frenulum
- Pendarahan bisa cepat diatasi
- Baik untuk penderita fimosis/paraphimosis.
- Baik untuk pemula.(tehnik yang paling aman)
- Pendarahan relative lebih banyak.
- Teknik sulit dan lebih rumit
- Insisi sering tidak rata, tidak simetris.
- Waktu lebih lama.
- Phimosis atau paraphimosis
- Infeksi glans penis (balanitis) rekurens
- Adanya smegma
- Kondiloma akuminata
- Hipospadia, karena kulit preputium akan dipergunakan dalam membuat uretra
- Epispadia
- Chorde
- Webbed penis, yaitu adanya jaringan antara penis dan skrotum
- Sarung tangan steril 2 pasang
- Kasa steril
- Disinfektan, seperti povidone iodine
- Klem untuk disinfeksi
- Doek lubang steril
- Spuit 2.5 atau 5 cc steril
- Lidokain untuk anestesi infiltrasi
- 2 atau 3 klem lurus
- 2 atau klem arteri kecil
- Sonde
- Gunting jaringan
- Gunting benang
- Benang bedah yang cepat diserap, misalnya plain catgut 3/0 secukupnya
- Jarum jahit cutting lengkungan ½ , atau lebih baik bila ada dengan jarum jahit a-traumatic cutting
- Needle holder
- Pinset
- Disinfeksi penis dan sekitarnya dengan cairan disinfeksi
- Persempit lapangan tindakan dengan doek lubang steril
- Lakukan anestesi infiltrasi subkutan dimulai dari pangkal penis melingkar. Bila perlu tambahkan juga pada daerah preputium yang akan dipotong dan daerah ventral
- Tunggu 3 – 5 menit dan yakinkan anestesi lokal sudah bekerja dengan mencubitkan pinset
- Bila didapati phimosis, lakukan dilatasi dengan klem pada lubang preputium, lepaskan perlengketannya dengan glans memakai sonde atau klem sampai seluruh glans bebas. Bila ada smegma, dibersihkan.
- Jepit kulit preputium sebelah kanan dan kiri garis median bagian dorsal dengan 2 klem lurus. Klem ketiga dipasang pada garis tengah ventral. (Prepusium dijepit klem pada jam 11, 1 dan jam 6 ditarik ke distal)
Gunting preputium dorsal tepat digaris tengah (diantara dua klem) kira-kira ½ sampai 1 sentimeter dari sulkus koronarius (dorsumsisi),buat tali kendali. kulit Preputium dijepit dengan klem bengkok dan frenulum dijepit dengan kocher
Pindahkan klem (dari jam 1 dan 11 ) ke ujung distal sayatan (jam 12 dan 12’)
Insisi meingkar kekiri dan kekanan dengan arah serong menuju frenulum di distal penis (pada frenulum insisi dibuat agak meruncing (huruf V), buat tali kendali )
- Cari perdarahan dan klem, ikat dengan benang plain catgut yang disiapkan.
- Setelah diyakini tidak ada perdarahan (biasanya perdarahan yang banyak ada di frenulum) siap untuk dijahit.Penjahitan dimulai dari dorsal (jam 12), dengan patokan klem yang terpasang dan jahitan kedua pada bagian ventral (jam 6). Tergantung banyaknya jahitan yang diperlukan, selanjutnya jahitan dibuat melingkar pada jam 3,6, 9,12 dan seterusnya
![]() | ![]() |
- Luka ditutup dengan kasa atau penutup luka lain, dan diplester. Lubang uretra harus bebas dan sedapat mungkin tidak terkena urin.
Frenulum biasanya dijahit dengan matras horizontal atau boleh dengan matras 8 (cross) ataupun matras horizontal. Setelah dijahit sisakan benang untuk digunakan sebagai kendali.·
Jahitan pada dorsal penis mengunakan jahitan simpul. Sisakan benang untuk dibuat tali kendali. (Gambar 18 Simpul pada jam 12)·
Dengan menggunakan kendali untuk mengarahkan posisi penis jahit sekeliling luka dengan jahitan simpul (jam 12). Jahitan simpul bisa dilakukan pada jam 3 dan 9 atau jam 2,4, 8 dan 10. Tidak diianjurkan Mengikatnya terlalu erat. Tidak dianjurkan menggunakan jahitan jelujur (Continuous Suture). Bila telah dijahit semua maka lihat apakah ada bagian yang renggang yang memerlukan jahitan.
Perawatan ini bisa dilakukan bila ada jaminan penderita mampu menjaga kebersihan luka. Setelah diolesi betadine dan salep antibiotika biarkan secara terbuka (dianjurkan urologi).
2. Hati hati dengan perdarahan post circumsisi, bila ada segera kontrol
3. Perbanyak istirahat
4. Bila selesai kencing hapus sisa air kencing dengan tisue atau kasa
5. Perbanyak dengan makan dan minum yang bergizi
- Penderita alergi terhadap obat anestesi lokal. Lebih sering pada prokain dan jarang didapati pada lidokain. Seharusnya disiapkan pula obat untuk mengatasi shock anaphilaktik
- Perdarahan. Terutama pada frenulum, karenanya untuk mencegah perdarahan, jahitan pada frenulum diyakinkan cukup adekwat. Perdarahan juga dapat terjadi pada pada penderita dengan kelainan pembekuan darah.
- Infeksi. Bila asepsis-antisepsis kurang diperhatikan, atau terkena urin.
- Pengangkatan kulit preputium kurang adekwat, sehingga glans masih tertutup kulit.
- Pengangkatan kulit terlalu banyak, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam menjahit, tegang dan mempengaruhi penis sewaktu ereksi nantinya
- Glans ikut terpotong atau amputasi glans. Dengan dorsumsisi lebih dahulu, hampir tidak pernah terjadi. Glans terpotong paling banyak didapati pada teknik guoletin, karena tanpa membuka preputium terlebih dahulu