Hanembah Maring Gusti Allah

++++ Generasi Muda Untuk Bangsa ++++ Selamatkan Generasi Muda dari NARKOBA ++++

SEMANGKUK MIE

Malam itu, Ina bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ina segera kabur dari rumah. Saat berjalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tidak membawa uang.

Dan saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan semangkuk bakmi, tapi ia tidak punya uang. Pemilik kedai melihat Ina berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” “Ya, tapi, aku tidak membawa uang”,  jawab Ina dgn malu…“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu”, jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu.”

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ina segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”, tanya si pemilik kedai. “Tidak apa-apa”, aku hanya terharu jawab Ina sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi, tapi ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah. Kau, seorang yang baru kukenal, tapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri”, katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ina, menarik nafas panjang dan berkata, “Nona, mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya?”

Ina, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tidak berpikir tentang hal tsb? Untuk semangkuk bakmi dari orang yang baru kukenal, aku begitu berterima kasih, tapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak peduli padanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.”
Ina, segera menghabiskan bakminya, lalu pamit dan tak lupa berterimakasih pada si pemilik kedai. Ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya.

Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg harus diucapkan kepada ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ina, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ina kau sudah pulang, cepat masuklah, aku telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tidak memakannya sekarang”. Pada saat itu Ina tidak dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya….

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kepada orang lain di sekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan kepada kita. Tetapi kepada orang yang sangat dekat dengan kita (keluarga), khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita harus berterima kasih kepada mereka seumur hidup kita.
 
Copyright Cangkrukan NengRat_an © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.| ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free