Penulis Buku 60 Menit Terapi Shalat Bahagia
HAPUS GELISAH DENGAN PASRAH
Posted by
widodosarono
Labels:
Renungan
Oleh: Prof Dr Moh Ali Aziz, M, Ag
Penulis Buku 60 Menit Terapi Shalat Bahagia
Penulis Buku 60 Menit Terapi Shalat Bahagia
“…yaitu orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada
mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada
mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: hasbunallah wani’mal wakil (cukuplah Allah menjadi Penolong
kami dan Allah adalah Pelindung Yang Terbaik “. (QS Ali Imran [3]:173)
Pada ayat-ayat sebelumnya, dijelaskan adanya para pejuang agama yang
gugur di medan laga dan penghormatan Allah kepada mereka. Sebagian
sahabat yang lain tidak gugur, namun mengalami luka berat. Ketika ada
panggilan berperang berikutnya, mereka tetap berangkat walaupun luka
masih belum sembuh. Mereka telah menunjukkan keimanan dan kesetiaan yang
dahsyat kepada Allah dan Rasul-Nya. Pada surat Ali Imran ayat 173 yang
dikutip di atas, Allah sekali lagi memberi pujian atas keberanian para
sahabat yang tidak gentar menghadapi musuh dengan pasukan yang jauh
lebih kuat.
Peristiwa itu terjadi setelah perang Uhud dengan korban yang tidak
sedikit di pihak Nabi. Baru saja selesai perang, Abu Sufyan, salah satu
tokoh pasukan kafir menantang nabi untuk perang kembali tahun
berikutnya. Nabi menjawab, ”Baiklah, kita akan bertemu di medan Badar
tahun depan insya-Allah”. Pada hari yang dijanjikan, ternyata Abu Sufyan
tidak datang. Ia menyuruh Nu’aim bin Mas’ud agar menakut-nakuti Nabi
bahwa tentara kafir sangat kuat dengan 1000 pasukan terlatih dan siap
tempur. Nu’aim bin Mas’ud langsung bertindak karena tergiur imbalan 10
ekor unta. Atas provokasi Nu’aim, sebagian kaum muslimin terpengaruh dan
mulai ragu berperang. Nabi melihat keraguan mereka dan berkata, ”walladzi nafsi biyadihi (Demi
Allah yang menguasai diriku), saya akan tetap berangkat ke medan perang
walaupun sendirian”. Lalu Nabi memanggil 70 pasukan yang setia untuk
berangkat dengan membaca hasbunallah wani’mal wakil (cukuplah
Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah Pelindung Yang Terbaik).
Ketika Nabi sampai di tempat yang disepakati, ternyata tidak ada satupun
tentara kafir yang datang. Karena peristiwa itu, maka turunlah surat
Ali Imran ayat 173 di atas.
Dalam hadis riwayat Al Bukhari, peristiwa itu ceritakan lebih jelas.”Abdullah bin ‘Abbas ra berkata; ”Hasbunallah wanikmal wakil” adalah
doa yang dibaca Nabi Ibrahim ketika dilempar ke dalam api. Nabi SAW
juga membaca doa itu ketika orang-orang kafir berkata kepadanya,
”Sungguh, orang-orang sudah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu,
maka takutlah kalian kepada mereka, namun tantangan itu justeru menambah
keimanan mereka (orang-orang mukmin) dan mereka mengucapkan ”Hasbunallah wanikmal wakil” (QS. Ali Imran [3]:173). Kisah pembakaran Nabi Ibrahim disebutkan Allah, ”Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” (QS. Al-Anbiyak 69)
Ash-Shiddiqi dalam Kitab Dalilul Falihin menceritakan, ketika
Nabi Ibrahim a.s akan dilempar ke dalam api, goncanglah langit dan bumi.
Malaikat pengendali awan di udara menawarkan, ”Wahai Ibrahim, jika
engkau setuju, saya akan matikan api dengan air”. ”Saya tidak
membutuhkan bantuanmu,” jawab Ibrahim. Jawaban yang sama juga diberikan
kepada malaikat pengendali angin ketika ditawarkan kepadanya akan
mematikan api dengan tiupan angin. Nabi Ibrahim a.s kemudian mengangkat
kepala dan berdoa, ”Wahai Allah, Engkau satu-satunya Tuhan di langit,
dan aku satu-satunya penyembah-Mu di bumi. Hasbunallah wanikmal wakil(cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah Pelindung Yang Terbaik)” Ia pasrah sepenuhnya kepada Allah SAW.
Dalam perang Persia, tentara pihak lawan terpusat di kota Mada-in. Untuk
memasuki kota itu, tentara Islam harus menyeberangi sungai Tigris.
Sungai ini sangat luas dan arus airnya deras dan bergelombang karena
sedang banjir meluap-luap. Panglima perang, Sa’ad bin Abi Waqqash sama
sekali tidak gentar. Setelah menemukan bagian yang paling dangkal dari
sungai itu, ia perintahkan pasukan berkuda untuk menyeberangi sungai
dengan komando kepasrahan Hasbunallah wanikmal wakil (cukuplah
Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah Pelindung Yang Terbaik).
Tingginya gelombang air membuat sebagian tentara tidak terlihat. Namun
berkat pertolongan Allah, semua tentara berhasil menyebarangi tanpa ada
satupun yang tertinggal. Sa’ad bin Abi Waqqash dikenal sebagai panglima
dengan dua senjata: panahnya yang jitu dan doanya yang ampuh. Ia
termasuk salah satu sahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah
SAW. Ia juga orang yang pertama kali meluncurkan panah dalam sejarah
Islam dan yang pertama kali juga terkena panah.
Berkaitan dengan doa kepasarahan di atas, pada tahun 2007, seorang TKW
(Tenaga Kerja Wanita) Indonesia di Hong Kong didakwa membunuh bayi
majikan. Pekerja asal Malang itu mengaku saat itu sangat lelah setelah
kerja beberapa hari tanpa istirahat yang cukup. Tiba-tiba saja bayi
dalam gendongannya jatuh dan mati dalam perjalanan ke rumah sakit. Ia
ditangkap polisi dan dimasukkan dalam tahanan dengan dakwaan pembunuhan
sambil menunggu proses pengadilan. Dalam pengadilan yang berlangsung
beberapa kali dengan didampingi pembela dari KJRI (Konsulat Jenderal
Republik Indonesia), ia dituntut penjara tujuh tahun. Pada malam
menjelang sidang esok harinya, perempuan berusia duapuluhan tahun dan
baru masuk Islam itu pamit untuk menjalani hukuman yang sudah pasti
dijalani berdasar beberapa pengalaman serupa dalam pengadilan di Hong
Kong. Namun, ia tetap meminta doa selamat. Sekalipun belum bisa membaca
dengan lancar, saya tuliskan Hasbunallah wanikmal wakil (cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah Pelindung Yang Terbaik). Saya tambahkan juga doa ni’mal maula wani’man nashir (Tuhan
Maha Penolong dan Pemberi kemenangan. QS. Al-Anfal [8]:40, al-haj
[22:78). Ia baca doa itu sepanjang malam sambil menangis karena teringat
orang tuanya di Indonesia yang tidak tahu menahu kejadian itu. Esok
harinya, sebuah keajaiban terjadi. Dalam sidang terakhir itu, ia
dibebaskan dari semua tuduhan, tapi dalam waktu 48 jam harus
meninggalkan Hong Kong. Pengacaranya terheran-heran karena hampir tidak
masuk akal. Jaksa penunut juga bersungut-sungut dengan keputusan hakim.Subhanallah.
Kita tidak perlu takut dengan segala tantangan, karena kita telah memiliki kekuatan besar: keimanan, dan senjata ampuh: Hasbunallah wanikmal wakil, ni’mal maula wani’man nashir.Inilah
kehebatan kita sebagai seorang mukmin: tidak cengeng, waswas, gelisah,
pesimis menghadapai suatu masalah. Kita baca berulangkali doa itu sambil
merenungkan Ke-Mahaperkasaan dan ke-Mahakuasaan Allah dalam menolong
hamba-Nya. Kita hadapi semua tantangan dengan penuh iman dan percaya
diri, lalu kita serahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Pasrahkan semua
masalah Anda kepada Allah sepenuhnya, Allah pasti hadir dan berkata,
“Tenanglah, Aku hadir untuk mengambil alih semua masalahmu!.”
(Referensi: Riyadlus Sholihin I : 97-98, Tafsir Al-Azhar IV : 156-158. Ar Rijal Haular Rasul, Khalid Muhammad Khalid, p. 137-151. Allan As shiddiqi, Dalilul Falihin I: 193)