Hanembah Maring Gusti Allah

++++ Generasi Muda Untuk Bangsa ++++ Selamatkan Generasi Muda dari NARKOBA ++++

Dampak Negatif Sosial Media

Beberapa kutipan tentang dampak negatif Sosial Media

Diungkapkan oleh ahli psikologi dari Leeds University, orang-orang yang kecanduan internet menggantikan kehidupan sosialnya dengan pergaulan diruang chatting dan situs jejaring social.

“Riset yang kami lakukan menguatkan spekulasi yang selama ini berkembang bahwa situs internet menggantikan pergaulan sosial di kehidupan nyata. Hal ini berhubungan dengan penyimpangan psikologis seperti depresi dan kecanduan,”ungkap Catriona Morrison, seorang peneliti di Inggris.“Kecanduan internet dapat berdampak serius bagi kesehatan mental,” tambah Morrison.

Kesimpulan ini diperoleh dari riset yang dilakukan terhadap 1.319 orang di Inggris yang berusia 16-51 tahun. Dari responden yang diteliti, mereka yang mengalami kecanduan internet pemiliki tingkat depresi yang lebih tinggi daripada responden yang mengakses internet secara normal.

Sebuah penelitian terbaru dari Aryn Karpinski, peneliti dari Ohio State University, menunjukkan bahwa para mahasiswa pengguna aktif jejaring sosial seperti facebook ternyata mempunyai nilai yang lebih rendah daripada para mahasiswa yang tidak menggunakan situs jejaring sosial facebook. Dari 219 mahasiswa yang diriset oleh Karpinski, 148 mahasiswa pengguna situs facebook ternyata memiliki nilai yang lebih rendah daripada mahasiswa non pengguna.

Menurut Karpinski, memang tidak ada korelasi secara langsung antara jejaring sosial seperti facebook yang menyebabkan nilai para mahasiswa atau pelajar menjadi jeblok. Namun diduga jejaring sosial telah menyebabkan waktu belajar para siswa atau mahasiswa tersita oleh keasyikan berselancar di situs jejaring sosial tersebut. Para pengguna jejaring sosial mengakui waktu belajar mereka memang telah tersita. Rata-rata para siswa pengguna jejaring sosial kehilangan waktu antara 1 – 5 jam sampai 11 – 15 jam waktu belajarnya per minggu untuk bermain jejaring sosial di internet.

Dalam sebuah penelitian dinyatakan, media sosial berhubungan dengan kepribadian introvert. [3. Setyastuti, Yuanita. 2012. Aprehensi Komunikasi Berdasarkan Konteks Komunikasi dan Tipe Kepribadian Ekstrovert – Introvert . Jurnal Komunikator. Volume 4, Nomor 2, Bulan November 2012] Semakin introvert seseorang maka dia akan semakin aktif di media sosial sebagai pelampiasan

Manusia sebagai aktor yang kreatif mampu menciptakan berbagai hal, salah satunya adalah ruang interaksi dunia maya. Setiap individu mampu menampilkan karakter diri yang berbeda ketika berada di dunia maya dengan dunia nyata. Hal ini dalam sosiologi disebut dengan istilah dramaturgi atau presentasi diri (The Presentation of Self ) untuk menjelaskan bagaimana seseorang menampilkan diri pada lingkungan atau panggung tertentu. [5. Rachmah, Amy Julia. 2012. Pemanfaatan Situs Jejaring Sosial Sebagai Media Pembelajaran. EJPTI (Jurnal Elektronik Pendidikan Teknik Informatika) Volume 1, Nomor 3, Bulan November 2012]

Hasil penelitian yang ditafsirkan oleh Salesforce Rypple melalui infografik dengan Panaboard menjelaskan, bahwa hanya satu dari lima remaja dan satu dari 20 orang dewasa yang mengatakan Twitter dan Facebook berpengaruh tidak baik terhadap mereka. Sementara dua pertiga dari semua responden mengatakan bahwa jejaring sosial membuat mereka merasa nyaman dengan diri mereka sendiri saat menggunakannya.

Lebih lanjut penelitian ini mengemukakan bahwa sebagian besar yang paling terkena dampak dari berbagai hal negatif yang terjadi di media sosial ini adalah remaja. Seperempat dari remaja mendapat masalah di sekolah karena apa yang mereka tulis di situs media sosial, berbanding 3% yang didapati oleh orang dewasa di tempat kerjanya. Sebanyak 13% remaja juga terlibat pertengkaran dengan anggota keluarganya karena media sosial ini, dibanding 11% kasus yang terjadi pada orang dewasa. Sementara kasus terputusnya hubungan pertemanan di kalangan remaja yang ditimbulkan karena menggunakan media sosial adalah sebesar 22% berbanding 15% di kalangan dewasa.

Dua ilmuwan Eropa melakukan penelitian mengenai dampak negatif yang ditimbulkan jejaring sosial di dunia maya. Penelitian itu menyurvei sekitar 50 ribu orang di seluruh Italia selama kurun waktu dua tahun.

Dua ilmuwan itu adalah Fabio Sabatini dari Sapienza University of Rome di Italia dan Francesco Sarracino dari Statec di Luxembourg. Mereka menyimpulkan interaksi yang dilakukan secara langsung (face to face) dapat lebih meningkatkan tingkat kepercayaan kepada seseorang. Rasa percaya yang timbul, pada akhirnya memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan seseorang. Sementara, dengan media online, interaksi tergantikan dengan komunikasi digital.

Hal ini menurut peneliti, berdampak negatif karena menurunkan tingkat kepercayaan seseorang kepada orang lain. Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Semuel Abrijani Pangerapan, mengatakan, dampak negatif yang ditimbulkan pada aktivitas jejaring sosial, adalah ketika remaja dan anak-anak kecanduan dan tidak mengenal waktu.

“Mereka selalu update terhadap situs jejaring sosial yang mereka miliki,” kata pria yang akrab disapa Semmy ini kepada Harian Terbit di Jakarta.

Ia menuturkan, hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor yang belakangan ini marak kasus penculikan terhadap gadis remaja setelah berkenalan lewat jejaring sosial.

“Coba lihat, ada juga yang melarikan diri atau kabur dari rumah setelah berkomunikasi dengan teman jejaring sosialnya,” imbuhnya.

Semmy menambahkan, dampak negatif situs jejaring sosial lainnya muncul pada perubahan sikap yang ditunjukan setelah remaja tersebut kecanduan.

“Perilaku malas timbul karena terlalu asyik dengan jejaring sosial, mereka juga lupa akan kewajiban sebagai pelajar,” tuturnya

Selain itu, mereka juga akan cenderung lebih egois dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. “Waktu yang mereka miliki dihabiskan untuk internet,” tandasnya.

Pengamat teknologi informasi, Heru Sutadi, menambahkan, tingkat pemahaman bahasa juga menjadi terganggu. “Komunikasi di dunia nyata berkurang. Selain itu bahasa tubuh dan nada suara, menjadi berkurang pula. Tak ada empati terhadap dunia nyata,” kata Heru.
 
Copyright Cangkrukan NengRat_an © 2010 - All right reserved - Using Blueceria Blogspot Theme
Best viewed with Mozilla, IE, Google Chrome and Opera.| ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free